Sunday 16 September 2007

Prinsip Dasar Pembangunan Ekonomi Daerah

Setiap daerah mempunyai corak pertumbuhan ekonomi yang berbeda dengan daerah lain. Oleh sebab itu perencanaan pembangunan ekonomi suatu daerah pertama-tama perlu mengenali karakter ekonomi, sosial dan fisik daerah itu, termasuk interaksinya dengan daerah lain. Dengan demikian tidak ada strategi pembangunan ekonomi daerah yang dapat berlaku ke semua daerah. Namun di pihak lain, dalam menyusun strategi pembangunan ekonomi aerah, baik jangka pendek maupun jangka panjang, pemahaman mengenai faktor-faktor penentu pertumbuhan ekonomi daerah, yang dirangkum dari kajian terhadap pola-pola pertumbuhan ekonomi dari berbagai daerah, merupakan satu syarat yang mutlak diperlukan.
Keinginan kuat dari pemerintah daerah untuk membuat strategi pengembangan ekonomi daerah akan membuat masyarakat ikut serta membentuk bangun ekonomi daerah yang dicita-citakan. Dengan pembangunan ekonomi daerah yang terencana, pembayar pajak dan penanam modal dapat tergerak untuk mengupayakan peningkatan ekonomi. Kebijakan pertanian yang mantap, misalnya, akan membuat pengusaha dapat melihat ada peluang untuk perluasan ekspor dan produksi pertanian. Dengan efisiensi pola kerja pemerintahan dalam pembangunan, pengusaha dapat mengantisipasi bahwa pajak dapat diturunkan atau setidak-tidaknya tidak dinaikkan, sehingga tersedia lebih banyak modal bagi pembanguan ekonomi daerah pada tahun depan.
Berbagai upaya perlu difokuskan pada identifikasi kekuatan dan kelemahan ekonomi daerah. Kebijakan manajemen pembangunan daerah perlu memberikan solusi jangka pendek dan jangka panjang untuk mengkoreksi kebijakan yang keliru. Prinsip dasar pengembangan ekonomi daerah perlu difokuskan pada upaya (1) mengenali ekonomi wilayah dan (2) merumuskan manajemen pembangunan yang pro-bisnis.

I. Mengenali Ekonomi Wilayah
Pertumbuhan penduduk merupakan faktor utama pertumbuhan ekonomi, yang mampu menyebabkan suatu wilayah berubah cepat dari desa pertanian menjadi agropolitan dan selanjutnya menjadi kota besar. Pertumbuhan penduduk terjadi akibat proses imigrasi dan pertumbuhan alami. Migrasi menjadi faktor utama yang berpengaruh pada ekonomi wilayah karena menciptakan kebutuhan akan berbagai barang dan jasa. Penduduk yang bertambah membutuhkan pangan. Rumah tangga baru juga membutuhkan rumah baru atau renovasi rumah lama berikut perabotan, alat-alat rumah tangga dan berbagai produk lain. Dari sini kegiatan pertanian dan industri berkembang. Pariwisata, bentuk lain dari migrasi, juga komponen kunci bagi ekonomi suatu wilayah. Namun kegiatan pariwisata bersifat musiman, sehingga banyak pekerjaan bersifat musiman juga, yang dapat menyebabkan tingginya tingkat pengangguran pada waktu-waktu tertentu. Hal ini menyebabkan ekonomi lokal dapat rentan terhadap perputaran siklus ekonomi.
Sebagian besar lapangan kerja yang ada dalam suatu wilayah diciptakan oleh usaha kecil dan menengah. Namun perlu dikenali juga hal-hal yang menyebabkan ketidakstabilan usaha kecil, yang terutama berkaitan dengan pasar dan modal. Kebanyakan usaha kecil adalah di sektor jasa, yang membuat sektor ini sangat rentan karena tergantung pada situasi kondisi dan iklim ekonomi, walaupun secara umum dibandingkan sektor skala besar, usaha kecil dan menengah lebih tangguh menghadapi krisis ekonomi.
Ekonomi wilayah memang sebaiknya tidak berbasis satu sektor tertentu. Keaneka-ragaman ekonomi diperlukan untuk mempertahankan lapangan pekerjaan dan untuk menstabilkan ekonomi wilayah. Diversifikasi ekonomi diharapkan mampu untuk bertahan terhadap resesi, dengan meningkatkan jumlah dan tipe pekerjaan yang tersedia serta meningkatkan pendapatan masyarakat.
Isu-isu utama dalam pengembangan ekonomi daerah adalah antara lain sebagai berikut.

a. Wilayah Tertinggal
Setiap daerah melakukan pembangunan, namun ada beberapa wilayah yang pembangunannya berjalan ditempat atau bahkan berhenti sama sekali, dan wilayah ini kemudian menjadi wilayah kelas kedua dalam kegiatan ekonomi. Hal ini mengakibatkan penanam modal dan pelaku bisnis keluar dari wilayah tersebut karena wilayah itu dianggap sudah tidak layak lagi untuk berusaha. Akibatnya laju pertumbuhan ekonomi menjadi semakin lambat.
Globalisasi akan memungkinkan merosotnya kegiatan ekonomi di suatu wilayah. Sebelum persaingan bebas berlaku, kegiatan pertanian lokal perlu mulai mencari produk andalan di wilayah itu dan memproduksi produk tersebut untuk menghadapi persaingan perdagangan global. Sebagai contoh, karena kebijakan AFTA maka di pasaran dapat terjadi kelebihan stok barang pangan akibat pengiriman dalam jumlah besar dari negara ASEAN yang bisa merusak sistem dan harga pasar lokal. Untuk tetap bisa bersaing, target pemasaran yang baru harus segera dikembangkan untuk menyalurkan kelebihan hasil produksi pertanian dari petani lokal. Salah satu strategi yang harus dipelajari adalah bagaimana caranya agar petani setempat dapat mengikuti dan melaksanakan mulai dari proses produksi sampai ke tingkat penyaluran. Daripada bersaing dengan produk impor yang masuk dengan harga murah, akan lebih baik jika petani setempat mengolah bahan bahan setempat yang hanya ada pada wilayah tersebut dan menjadikannya produk yang bernilai jual tinggi untuk kemudian disebarluaskan di pasaran setempat maupun untuk diekspor.
Khusus untuk produksi makanan, proses pembuatan makanan dan pengembangan ke depannya haruslah dipikirkan bagaimana memperkuat sektor pertanian yang ada di wilayah tersebut sehingga sektor pertanian di wilayah tersebut terjamin keberlanjutannya. Hal ini akan memperkuat sendi-sendi perekonomian pada wilayah tertinggal, menambah lapangan pekerjaan dan memperkokoh area pemasaran produk wilayah tersebut.
Upaya pengembangan sektor agribisnis dapat menolong mengembangkan dan mempromosikan industri pangan di wilayah tersebut. Program kerjasama dengan pemilik lahan atau pihak pengembang untuk mau meminjamkan lahan yang tidak dibangun atau lahan tidur untuk dipakai sebagai lahan pertanian perlu dikembangkan. Dari jumlah lahan pertanian yang tidak produktif ini dapat diciptakan pendapatan dan lapangan kerja bagi penganggur di perdesaan. Dari keseluruhan lahan yang tersedia ini, tidak semuanya mempunyai kemampuan produksi yang sama sehingga tingkat pendapatannya pun berbeda antara wilayah yang satu dengan yang lainnya. Program kerjasama menyediakan modal, mengurangi tingkat suku bunga pinjaman, mengijinkan petani setempat memakai bahan baku impor asalkan produk yang dihasilkan akan mampu bersaing dengan barang impor yang sejenis serta mencarikan dan membuka pasaran yang baru, disamping itu produksi pertanian yang berbiaya tinggi akan diarahkan sesuai dengan kebijakan pemerintah daerah.

b. Sektor Pariwisata
Pariwisata memberikan dukungan ekonomi yang kuat terhadap suatu wilayah. Industri ini dapat menghasilkan pendapatan besar bagi ekonomi lokal. Kawasan sepanjang pantai bersih bisa menjadi daya tarik wilayah, dan kemudian berlanjut dengan menarik turis dan penduduk ke wilayah tersebut. Sebagai salah satu lokasi rekreasi, kawasan pantai dapat merupakan tempat yang lebih komersial dibandingkan kawasan lain, tergantung karakteristiknya. Sebagai sumber alam yang terbatas, hal penting yang harus diperhatikan adalah wilayah pantai haruslah menjadi aset ekonomi untuk suatu wilayah.
Pariwisata ekologi memfokuskan pada pemanfaatan lingkungan. Kawasan wisata ekologi merupakan wilayah luas dengan habitat yang masih asli yang dapat memberikan landasan bagi terbentuknya wisata ekologi. Hal ini merupakan peluang unik untuk menarik pasar wisata ekologi. Membangun tempat ini dengan berbagai aktivitas seperti berkuda, berkaraoke, berkemah dan memancing akan dapat membantu perluasan pariwisata serta mengurangi kesenjangan akibat banyaknya pengganguran.
Wisata budaya dan wisata ekologi merupakan segmen yang berkembang cepat dari industri pariwisata. Karakter dan pesona dari kota-kota kecil adalah faktor utama dalam menarik turis.

c. Sarana Umum
Untuk melihat dan mengukur tingkat kenyamanan hidup pada suatu wilayah dapat dilihat dari ketersediaan sarana umum di wilayah tersebut. Fasilitas umum merupakan kerangka utama atau inti dari pembangunan ekonomi dan sarana umum ini sangat penting bagi aktivitas masyarakat. Sarana umum yang palling dasar adalah sarana infrastruktur, seperti bangunan, jalan, jembatan, pelabuhan, pembangkit listrik, sistim pengairan, penyediaan sarana air bersih, penampungan dan pengolahan sampah dan limbah, sarana pendidikan seperti sekolah, taman bermain, dan masih banyak fasilitas lainnya yang berhubungan dengan kegiatan sehari-hari masyarakat.
Kepadatan, pemanfaatan lahan dan jarak merupakan tiga faktor utama dalam pengembangan sarana umum yang efektif. Dari hasil kajian dapat disimpulkan bahwa semakin padat dan rapat penduduknya, biaya yang dikeluarkan untuk pengadaan sarana umum jauh lebih murah jika dilihat daya tampung per unitnya. Pola pembangunan yang padat, kompak dan teratur, berbiaya lebih murah daripada pembanguan yang linier atau terpencar-pencar. Semakin efisien biaya yang dikeluarkan untuk pemeliharaan dan pengadaan sarana umum maka akan semakin memperkokoh dan memperkuat pembangunan ekonomi wilayah tersebut.
Sarana umum yang baru perlu dibangun sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk. Idealnya fasilitas sarana umum yang ada harus dapat menampung sesuai dengan kapasitas maksimalnya, sehingga dapat memberikan waktu untuk dapat membangun sarana umum yang baru. Hubungan antara penggunaan lahan dan sarana umum haruslah saling berkaitan satu sama lainnya. Manajemen pembanguan yang komprehensif dan kebijakan anggaran seharusnya dapat memprediksikan arah pembangunan yang akan berlangsung sehingga dapat dibuat sarana umum yang baru untuk menunjang kegiatan masyarakat pada wilayah tersebut. Penyediaan sarana dapat juga dilakukan dengan memberikan potongan pajak dan ongkos kompensasi berupa pengelolaan sarana umum kepada sektor swasta yang bersedia membangun fasilitas umum.
Wilayah pinggiran biasanya memiliki karakter sebagai wilayah yang tidak direncanakan, berkepadatan rendah dan tergantung sekali keberadaannya pada penggunaan lahan yang ada. Tempat seperti ini akan membuat penyediaan sarana umum menjadi sangat mahal.. Dalam suatu wilayah seharusnya antara kota, desa dan tempat-tempat lainnya harus ada satu kesatuan. Pemerintah seharusnya bertindak hati-hati dan efektif untuk pengadaan sarana umum di suatu wilayah sehingga pemanfaatan sarana umum tersebut tidak menjadi sia-sia. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa tingkat kepadatan yang rendah, memerlukan biaya yang cukup tinggi untuk penyediaan jasa pelayanan, dan biaya tersebut diambil dari pajak. Pemerintah daerah perlu menjelaskan mengapa pengeluaran yang besar diperlukan bagi wilayah itu.
Apa yang telah terjadi di Pulau Jawa kiranya perlu dihindari oleh daerah-daerah lain. Pengalihan fungsi sawah menjadi fungsi lain telah terjadi tanpa sulit dicegah. Hal ini mengurangi pemasukan ekonomi dari sektor pertanian di wilayah tersebut, disamping itu juga menghilangkan kesempatan untuk menjadikan wilayah yang mandiri dalam pengadaan pangan, termasuk mengurangi kemungkinan berkembangnya pariwisata ekologi yang menawarkan lahan alami.

d. Kawasan Bersejarah
Kegiatan ini menyentuh berbagai wilayah ekonomi lokal seperti keuangan daerah, permukiman, perdagangan kecil, dan pariwisata. Kegiatan ini menciptakan pekerjaan yang tidak sedikit dibanding pembangunan kawasan baru. Kegiatan ini memberikan kontribusi terhadap kualitas hidup, meningkatkan citra masyarakat dan menarik kegiatan ekonomi yang menghasilkan pendapatan bagi penduduk. Pelestarian kawasan bersejarah memberikan perlindungan kepada warisan budaya dan membuat masyarakat memiliki tempat yang menyenangkan untuk hidup. Investor dan developer selalu menilai kekuatan wilayah melalui kualitas dan karakter dari wilayahnya, karena kawasan bersejarah salah amenities resources.

e. Jaringan Prasarana
Kemampuan wilayah untuk mengefisienkan pergerakan orang, barang dan jasa adalah komponen pembangunan ekonomi yang penting. Suatu wilayah perlu memiliki akses transportasi menuju pasar secara lancar. Jalur jalan yang menghubungkan suatu wilayah dengan kota-kota lebih besar merupakan prasarana utama bagi pengembangan ekonomi wilayah. Pelabuhan laut dan bandar udara berpotensi untuk meningkatkan hubungan transportasi selanjutnya. Biaya pemeliharaan jaringan, perluasan jalur udara, jalur air, dan jalur kereta api umumnya diperlukan untuk meningkatkan mobilitas penduduk dan pergerakan barang. Pembangunan prasarana diperlukan untuk meningkatkan daya tarik dan daya saing wilayah.

f. Pengelompokan Kegiatan Ekonomi
Umumnya usaha yang sama cenderung beraglomerasi dan membentuk kelompok usaha dengan karakter yang sama serta tipe tenaga kerja yang sama. Produk dan jasa yang dihasilkan juga satu tipe. Sumber daya alam dan industri pertanian biasanya berada di tahap awal pembangunan wilayah dan menciptakan kesempatan yang potensial perkembangan wilayah. Pengelompokan usaha (aglomerasi) berarti semua industri yang saling berkaitan saling membagi hasil produk dan keuntungan. Pengelompokan itu juga menciptakan potensi untuk menciptakan jaringan kerjasama yang dapat membangun dasar pemasaran untuk menarik industri lainnya yang berkaitan ke depan atau ke belakang.

7. Kualitas Lingkungan
Kriteria umum yang biasa digunakan untuk mendeskripsikan kualitas hidup adalah lingkungan alam, hiburan, budaya, keamanan, pendidikan, perumahan dan kesehatan. Persepsi atas suatu wilayah, apakah memiliki kualitas hidup yang baik, merupakan hal penting bagi dunia usaha untuk melakukan investasi. Budaya dan aset alam membentuk dasar pembangunan ekonomi di masyarakat. Investasi yang meningkatkan kualitas hidup masyarakat seperti tempat olahraga, hiburan dan tempat-tempat rekreasi sangat penting untuk mempertahankan daya saing. Jika masyarakat ingin menarik modal dan investasi, maka haruslah siap untuk memberi perhatian terhadap: keanekaragaman, identitas dan sikap bersahabat bagi pendatang. Dengan kata lain usaha terus menerus perlu dilakukan untuk meningkatkan atau mengembangkan fasilitas untuk mendorong kualitas hidup yang dapat dinikmati oleh penduduk suatu wilayah dan dapat menarik bagi investor luar.

g. Urbanisasi
Orang-orang muda usia selalu pergi mencari pekerjaan di industri atau perusahaan yang jauh dari tempat dimana mereka berasal. Perpindahan ke wilayah lain dari orang orang muda dari desa atau kota kecil telah menjadi tren dari waktu ke waktu akibat pengaruh dari televisi, perusahaan pengerah tenaga kerja, dan berbagai sumber lainnya. Suatu kajian mengindikasikan bahwa pendidikan berkaitan erat dengan perpindahan ini. Secara umum semakin tinggi tingkat pendidikan maka tingkat perpindahan pun semakin tinggi. Hal ini semakin meningkat dengan semakin majunya telekomunikasi, komputer dan aktivitas high tech lainnya yang memudahkan akses keluar wilayah.
Urbanisasi orang-orang muda ini dipandang pelakunya sebagai penyaluran kebutuhan ekonomi mereka namun merupakan peristiwa yang kurang menguntungkan bagi wilayah itu bila terjadi dalam jumlah besar. Untuk mengurangi urbanisasi ini masyarakat perlu untuk mulai melatih anak-anak mereka pada tahun-tahun pertama usia kerja dengan memberikan pekerjaan sambilan, selanjutnya merencanakan masa depan mereka sebagai tenaga dewasa yang suatu saat akan membentuk keluarga. Sebagai dorongan bagi mereka untuk tetap tinggal adalah dengan menyediakan lapangan pekerjaan yang sesuai.
Lembaga pendidikan/pelatihan dan dunia usaha perlu menyadari adanya kebutuhan untuk membangun hubungan kerjasama. Pendidikan mencari cara agar mereka cukup berguna bagi pengusaha lokal dan pengusaha lokal mengandalkan pada pendidikan untuk meningkatkan kemampuan tenaga kerja lokal. Jika metode pendidikan yang ada tidak dapat mengatasi tantangan yang dihadapi, maka ada keperluan untuk mendatangkan tenaga ahli dari wilayah lain untuk memberikan pelatihan yang dapat mensuplai tenaga kerja terampil bagi pengusaha lokal.

h. Keterkaitan Wilayah
Pertumbuhan ekonomi yang sehat sangat penting jika suatu wilayah ingin bersaing di pasar lokal dan nasional. Untuk mencapai tujuan ini, pendekatan kawasan yang terpadu diperlukan untuk mempromosikan pembangunan ekonomi. Prioritas utama adalah mengidentifikasi kawasan-kawasan strategis dan cepat tumbuh dengan seluruh kegiatan dan institusi yang membentuknya. Kemungkinan kawasan ini menjadi pusat usaha dan perdagangan tergantung pada jaringan transportasi yang baik, prasarana yang lengkap, tempat kerja yang mudah dicapai, dukungan usaha, kentalnya budaya kerja dan kesempatan pelatihan/pendidikan.


II. Manajemen Pembangunan yang Pro Bisnis
Pemerintah daerah dan pengusaha adalah dua kelompok yang paling berpengaruh dalam menentukan corak pertumbuhan ekonomi daerah. Pemerintah daerah, mempunyai kelebihan dalam satu hal, dan tentu saja keterbatasan dalam hal lain, demikian juga pengusaha. Sinergi antara keduanya untuk merencanakan bagaimana ekonomi daerah akan diarahkan perlu menjadi pemahaman bersama. Pemerintah daerah mempunyai kesempatan membuat berbagai peraturan, menyediakan berbagai sarana dan peluang, serta membentuk wawasan orang banyak. Tetapi pemerintah daerah tidak mengetahui banyak bagaimana proses kegiatan ekonomi sebenarnya berlangsung. Pengusaha mempunyai kemampuan mengenali kebutuhan orang banyak dan dengan berbagai insiatifnya, memenuhi kebutuhan itu. Aktivitas memenuhi kebutuhan itu membuat roda perekonomian berputar, menghasilkan gaji dan upah bagi pekerja dan pajak bagi pemerintah. Dengan pajak, pemerintah daerah berkesempatan membentuk kondisi agar perekonomian daerah berkembang lebih lanjut.
Pemerintah daerah dalam mempertahankan keberlanjutan pembangunan ekonomi daerahnya agar membawa dampak yang menguntungkan bagi penduduk daerah perlu memahami bahwa manajemen pembangunan daerah dapat memberikan pengaruh yang baik guna mencapai tujuan pembangunan ekonomi yang diharapkan. Bila kebijakan manajemen pembangunan tidak tepat sasaran maka akan mengakibatkan perlambatan laju pertumbuhan ekonomi. Maka manajemen pembangunan daerah mempunyai potensi untuk meningkatkan pembangunan ekonomi serta menciptakan peluang bisnis yang menguntungkan dalam mempercepat laju pertumbuhan ekonomi daerah.
Prinsip-prinsip manajemen pembangunan yang pro-bisnis adalah antara lain sebagai berikut.

a. Menyediakan Informasi kepada Pengusaha
Pemerintah daerah dapat memberikan informasi kepada para pelaku ekonomi di daerahnya ataupun di luar daerahnya kapan, dimana, dan apa saja jenis investasi yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan yang akan datang. Dengan cara ini maka pihak pengusaha dapat mengetahui arah kebijakan pembangunan daerah yang diinginkan pemerintah daerah, sehingga dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan dalam menentukan dalam kegiatan apa usahanya akan perlu dikembangkan. Pemerintah daerah banyak yang sudah terbuka mengenai kebijakan pembangunannya, namun apakah informasi yang diterima publik sesuai dengan yang mereka perlukan, masih perlu dikaji.

b. Memberikan Kepastian dan Kejelasan Kebijakan
Salah satu kendala berusaha adalah pola serta arah kebijakan publik yang berubah-ubah sedangkan pihak investor memerlukan ada kepastian mengenai arah serta tujuan kebijakan pemerintah. Strategi pembangunan ekonomi daerah yang baik dapat membuat pengusaha yakin bahwa investasinya akan menghasilkan keuntungan di kemudian hari. Perhatian utama calon penanam modal leh sebab itu adalah masalah kepastian kebijakan. Pemerintah daerah akan harus menghindari adanya tumpang tindih kebijakan jika menghargai peran pengusaha dalam membangun ekonomi daerah. Ini menuntut adanya saling komunikasi diantara instansi-instansi penentu perkembangan ekonomi daerah. Dengan cara ini, suatu instansi dapat mengetahui apa yang sedang dan akan dilakukan instansi lain, sehingga dapat mengurangi terjadinya kemiripan kegiatan atau kekosongan dukungan.
Pengusaha juga mengharapkan kepastian kebijakan antar waktu. Kebijakan yang berubah-ubah akan membuat pengusaha kehilangan kepercayaan mengenai keseriusannya membangun ekonomi daerah. Tidak seperti yang disangka kebanyakan pemerintah daerah, pengusaha daerah umumnya sangat jeli dengan perilaku pengambil kebijakan di daerahnya. Pejabat yang tidak mempunyai integritas dalam menjalankan tugasnya akan mudah dikenali pengusaha dan akan menjadi mitra kerjasama jangka pendek. Dalam jangka panjang, kerjasama ini tidak menguntungkan daerah karena hanya sedikit pengusaha yang mendapat manfaat.

c. Mendorong Sektor Jasa dan Perdagangan
Sektor ekonomi yang umumnya bekembang cepat di kota-kota adalah sektor perdagangan kecil dan jasa. Sektor ini sangat tergantung pada jarak dan tingkat kepadatan penduduk. Persebaran penduduk yang berjauhan dan tingkat kepadatan penduduk yang rendah akan memperlemah sektor jasa dan perdagangan eceran, yang mengakibatkan peluang kerja berkurang. Semakin dekat penduduk, maka interaksi antar mereka akan mendorong kegiatan sektor jasa dan perdagangan. Pengamat sering menyebut kegiatan pionir ini dengan sebutan sektor informal. Namun bagi pelakunya, usahanya adalah formal dan terhormat karena menggunakan modal sendiri dengan fasilitas yang diupayakan sendiri. Seharusnya pedagang kecil mendapat tempat yang mudah untuk berusaha, karena telah membantu pemerintah daerah mengurangi pengangguran. Pada waktunya pengusaha kecil akan membayar pajak kepada pemerintah daerah. Dengan menstimulir usaha jasa dan perdagangan eceran, pertukaran ekonomi yang lebih cepat dapat terjadi sehingga menghasilkan investasi yang lebih besar. Adanya banyak pusat-pusat pedagang kaki lima yang efisien dan teratur akan menarik lebih banyak investasi bagi ekonomi daerah dalam jangka panjang.

d. Meningkatkan Iklim Persaingan untuk Meningkatkan Daya Saing pengusaha Daerah
Kualitas strategi pembangunan ekonomi daerah dapat dilihat dari apa yang akan dilakukan pemerintah daerah dalam menyiapkan pengusaha-pengusaha di daerahnya menghadapi persaingan global. Globalisasi (atau penduniaan) akan semakin mempengaruhi perkembangan ekonomi daerah dengan berlakunya perjanjian AFTA, APEC dan lain-lain. Mau tidak mau, siap atau tidak siap perdagangan bebas akan menjadi satu-satunya pilihan bagi masyarakat di semua daerah. Namun upaya untuk menyiapkan pengusaha daerah tetap perlu dilakukan. Pengusaha dari negara maju telah siap atau disiapkan sejak lama. Pengusaha daerah juga perlu diberitahu konsekuensi langsung dari ketidaksiapan menghadapi perdagangan bebas. Saat ini, pengusaha lokal mungkin masih dapat meminta pengertian manajer supermarket untuk mendapatkan tempat guna menjual produksinya. Tahun depan, bisa tidak ada toleransi untuk produksi saudara sendiri yang tidak lebih murah, lebih berkualitas dan lebih tetap pasokannya.
Meningkatkan daya saing adalah dengan meningkatkan persaingan itu sendiri. Ini berarti perlakuan-perlakukan khusus harus ditinggalkan. Proteksi perlu ditiadakan segera ataupun bertahap. Pengembangan produk yang sukses adalah yang berorientasi pasar, ini berarti pemerintah daerah perlu mendorong pengusaha untuk selalu meningkatkan efisiensi teknis dan ekonomis. Peraturan perdagangan internasional harus diperkenalkan dan diterapkan. Perlu ada upaya terencana agar setiap pejabat pemerinah daerah mengerti peraturan-peraturan perdagangan internasional ini, untuk dapat mendorong pengusaha-pengusaha daerah menjadi pemain-pemain yang tangguh dalam perdagangan bebas, baik pada lingkup daerah, nasional maupun internasional.

e. Membentuk Ruang yang Mendorong Kegiatan Ekonomi
Sepintas lalu tampak ada trade off antara lingkungan dan ekonomi. Dengan melindungi lahan terbuka hijau (motif utama adalah kelestarian lingkungan) masyarakat juga dapat menikmati kenyamanan lingkungan dan anak-anak dapat bermain, dan daya tarik wisata akan meningkat (ada manfaat ekonomi). Setiap upaya non-ekonomi perlu dikaitkan dengan kegiatan ekonomi apa yang dapat dibangkitkan dari upaya itu. Untuk itu pemerintah daerah perlu terbuka dan jujur. Pembangunan taman yang berisi air mancur yang indah akan mengundang swasta untuk memasang papan iklan, yang pajaknya dapat digunakan untuk membiayai pembangunan taman ber air mancur tersebut.
Membentuk ruang khusus untuk kegiatan ekonomi akan lebih langsung lagi menggerakkan kegiatan ekonomi. Pemerintah daerah semestinya berusaha mengantisipasi kawasan-kawasan mana yang dapat ditumbuhkan menjadi pusat-pusat perekonomian wilayah. Kawasan-kawasan yang strategis dan cepat tumbuh ini dapat berupa kawasan yang sudah menunjukkan pemusatan kegiatan perekonomian, seperti sentra-sentra produksi pertanian tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan, dsb. yang masing-masing dapat berkembang menjadi sentra-sentra agribisnis. Kawasan cepat tumbuh juga dapat berupa kawasan yang sengaja dibangun untuk memanfaatkan potensi SDA yang belum diolah, seperti yang dulu dikembangkan dengan sistim permukiman transmigrasi. Kawasan-kawasan ini perlu dikenali dan selanjutnya ditumbuhkan dengan berbagai upaya pengembangan kegiatan ekonomi, seperti pengadaan terminal agribisnis, pengerasan jalan, pelatihan bisnis, promosi dsb. --o0o--

No comments:

Post a Comment