Monday 17 September 2007

India Menuju Pertumbuhan Ekonomi Tinggi

Oleh Herry Darwanto

Mengapa percaya India India selalu memberikan janji besar. Segera setelah kemerdekaan pada tahun 1947, cadangan luar negerinya termasuk yang terbesar di dunia, dengan $ 2.1 milyar 1950–51, dan membukukan 2.4 persen perdagangan global. Dalam waktu 44 tahun, upaya untuk mengikuti pembangunan model swa-sembada ala Sovyet membawa negeri itu menuju ambang kebangkrutan. Tabungan domestik telah gagal untuk bisa seiring dengan investasi yang diperlukan untuk mengurangi pengangguran, terutama pada saat penduduk india usia kerja meningkat.

Krisis menuntut reformasi di segala bidang, dan dalam tahun 1991 pemerintah melakukannya. Program reformasi India mengambil contoh China, yang pada tahun 1991 telah melebihi India dalam semua indikator ekonomi utama. Tetapi dalam bayang-bayang keajaiban ekonomi Cina, capaian reformasi India selama 14 tahun hampir tidak berarti.

Suatu landasan yang kokoh untuk pertumbuhan kini telah terbentuk: reformasi yang didukung oleh pemerintah walaupun berganti-ganti, telah meningkatkan cadangan devisa menjadi sebesar $ 137 milyar dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi tahunan dari rata-rata 4 persen dalam empat dekade sebelumnya menjadi hampir 7 persen saat ini. Laju pertumbuhan 8 sampai 10 persen bukanlah tidak mungkin. Jumlah investasi langsung asing yang masuk ke India, sering dikutip sebagai kegagalan dari kebijakan India, telah tumbuh dari $ 100 juta pada awal tahun 1990an ke sekitar $ 5.5 milyar saat ini. Kalau saja tidak ada China, maka India akan disebut-sebut sebagai raksasa ekonomi baru.

Industri otomotif dan penerbangan menunjukkan seberapa jauh India telah berubah dan seberapa jauh ia akan dapat menarik investasi asing. Kedua sektor ini menjadi obyek deregulasi paling awal. Hasilnya adalah dari hanya satu perusahaan penerbangan milik pemerintah pada tahun 1991, India sekarang mempunyai delapan perusahaan penerbangan dan merupakan pasar pesawat komersial terbesar kedua di dunia. Prestasi tepat waktu dan tingkat pelayanan meningkat secara dramatis dan tarif penerbangan sudah menurun, seperti di Indonesia. Diproyeksikan, lalu lintas penumpang akan tumbuh 20 persen per tahun dalam waktu lima tahun yad. Di sektor otomotif, prakarsa deregulasi telah mendorong persaingan di dalam negeri dan membangkitkan munculnya juara lokal, yaitu Tata Motor, yang telah meraup 15 persen pasar mobil domestik. Ditenga-tengah persaingan dengan pembuat mobil dari Jepang, AS, dll. Total penjualan tahunan mobil meningkat dari 150 ribuan kendaraan tahun 1991 menjadi lebih dari 1 juta kendaraan saat ini. Tenaga-kerja di industri ini telah berlipat tiga. Sukses seperti ini membuat pemerintah India berani meliberalkan banyak sektor lain, kecuali perdagangan eceran, perbankan, pertahanan, dan media berita.

Reformasi juga dilakukan di sektor pasar modal, pajak perusahaan dan perorangan, dan pengadilan. Tindakan seperti pengenduran kontrol devisa, pembebasan penentuan harga saham, dan pembentukan dewan pengawas pasar modal telah menjadi bagian penting dalam membawa pasar uang India sejajar dengan yang ada di negara maju. Sebagai hasilnya, investor asing dapat dengan mudah memindahkan dana keluar masuk India. Pajak penghasilan perorangan dan perusahaan telah dikurangi menjadi serendah taruf pajak di negara Asia lain. Reformasi pengadilan telah membuat warganegara biasa lebih dihormati dibandingkan sebelumnya, dan memungkinkan rakyat memerangi penyakit institusi secara efektif, seperti korupsi, pelanggaran HAM, kecurangan dalam pemilu, pencemaran lingkungan oleh perusahaan besar, dll.

Reformasi di banyak bidang telah membuat India menjadi salah satu ekonomi yang tumbuh pesat di dunia. Di masa datang, pemerintah India seperti akan terus memusatkan perhatian pada pemberian stimulan untuk mendorong permintaan domestik yang merupakan langkah penting untuk menarik investasi asing yang diperlukan untuk mencapai target pertumbuhan yang semakin tinggi. Selain itu, India rupanya akan terus mengintensifkan upayanya dalam bidang-bidang yang penting dalam rangka membangun ekonominya agar lebih kompetitif dan bermanfaat baik bagi bisnis maupun masyarakat.

Tindakan untuk menggerakkan permintaan.
India menabung terlalu kecil untuk dapat membiayai pertumbuhan ekonomi yang diperlukan guna menyediakan pekerjaan untuk penduduk usia kerja yang terus bertambah. Proyeksi menunjukkan bahwa ekonomi harus tumbuh 8 sampai 10 persen per tahun agar pengangguran dapat ditekan serendah mungkin, dan investasi asing adalah sarana untuk mencapai itu. Namun kebanyakan perusahaan asing melihat India hanya sebagai sumber tenaga terampil yang murah, terutama dalam sektor IT, bukan sebagai pasar utama untuk produk dan jasa. Pandangan ini menjelaskan mengapa Tiongkok menarik investasi asing sepuluh kali lebih besar dibandingkan yang dapat dilakukan India.

Meningkatkan kompetisi
Untuk membuka potensi India, konsumsi yang dipercepat harus digabungkan dengan liberalisasi pasar secara terus menerus. Agenda reformasi difokuskan pada delapan bidang.

Reformasi produk pasar.
Setelah menghasilkan pertumbuhan dengan relatif mudah, India akan harus melakukan cara-cara yang lebih berat untuk menderegulasi sektor-sektor yang secara politis sensitif seperti perdagangan eceran, perbankan, media berita, dan pertahanan. Menghadapkan sektor perdagangan eceran pada ketrampilan, teknologi, dan modal skala dunia, misalnya, tidak akan membuat pengangguran bertambah banyak, seperti yang diklaim beberapa pihak. Melainkan, ia akan membantu pekerja untuk menemukan pekerjaan yang memberi nilai lebih: seperti pekerjaan dengan distributor (mengirimkan barang-barang ke toko pengecer) dan dengan perantara seperti agen pengangkutan (mengirimkan barang-barang dari pabrikan ke pedagang besar). Konsumen juga akan mendapat bermanfaat dari mutu yang lebih baik dan harga lebih rendah. Ketika reformasi menyebar, industri lain akan mengalami hal serupa.

Infrastruktur.
Pemerintah telah membangun banyak infrastruktur dan meningkatkan kondisi pelabuhan, telekomunikasi, dan jalan raya. Tetapi beberapa sektor penting, seperti listrik, air minum, persampahan, kereta api, dan pelabuhan udara, tetap masih banyak masalah. Sebagian penyebabnya karena pemerintah negara bagian sering menghalangi kemajuan yang diperlukan. Sengketa atas hak pembagian air, misalnya, telah memperlambat proyek senilai $ 150 milyar yang akan menghubungkan sejumlah sungai besar (Brahmaputra, Ganga, Godavari, Krishna, dan Yamuna) dengan sistem kanal. Jika selesai, kanal ini akan menyediakan air bersih yang sangat dibutuhkan oleh berjuta-juta orang dan menggerakkan produktivitas pertanian. Sementara itu, UU Listrik tahun 2003 diundangkan untuk memberikan kesempatan bagi perusahaan swasta untuk menyediakan listrik yang murah dan anti giliran. UU itu memungkinkan delicensi dari pabrik pembangkit tenaga listrik dan menyediakan akses terbuka ke pembangkitan, transmisi, dan distribusi dan pada saat yang sama menghapus secara bertahap subsidi silang. Sejauh ini, sudah ada delapan perusahaan listrik daerah yang telah memisahkan pembangkitan, transmisi, dan distribusi. Untuk usaha besar ini, badan pengatur kelistrikan masih perlu bekerja keras untuk memperjelas banyak sekali masalah detil, seperti aturan dan akses retribusi untuk pihak ketiga yang menyediakan listrik dan definisi yang lebih jelas tentang kewajiban kontrak dari perusahaan pembangkitan. Pemerintah pusat mengajak pemda untuk bekerjasama.

Reformasi pengurusan sertifikat tanah.
Salah satu permasalahan yang terbesar yang menghantui India saat ini adalah kesulitan sertifikasi tanah. Karena biaya yang tinggi, pemilik tanah dan bangunan sejak lama enggan melaporkan jual beli tanah dan sebagian menggunakan jasa notaris. Sebagai hasilnya, banyak sertifikat tidak sesuai dengan orang yang benar-benar memiliki properti itu. Pemerintah India akan menurunkan biaya sertifikasi tanah sehingga sama dengan tingkat internasional, dan pemerintah harus mengefektifkan sistem pendaftaran itu dengan menetapkan pengadilan cepat dan menerapkan sistem pencatatan elektronik. Beruntung India mempunyai Andhra Pradesh yang telah menghasilkan kemajuan besar dalam sertifikasi tanah ini.

Perbaikan perkotaan.
Sejak kemerdekaan, penduduk perkotaan telah tumbuh lima kali lipat, menyebabkan kebutuhan fasilitas menjadi tinggi dan menambah kemiskinan perkotaan. Untuk itu pemerintah pusat menganggarkan dana awal sebesar $ 1 milyar untuk membiayai Program Nasional Perbaikan Perkotaan, dan pemda harus memenuhi kewajibannya. Tindakan pemda yang seharusnya diambil meliputi menaikkan retribusi dan pajak, seperti tarif air minum, listrik dan iuran sampah, meningkatkan tingkat koleksi pajak, meningkatkan efisiensi BUMD, dan menggunakan aset yang lebih baik di dalam dan di sekitar kota besar. Pemda sekarang dimungkinkan membiayai perbaikan infrastruktur melalui perbaikan rejim pajak dan meningkatkan tarif koleksi dari tarif awal yang murah. Investasi pemerintah ini dapat menarik tambahan dana dari swasta. Secara keseluruhan, investasi infrastruktur bisa meningkatkan mutu hidup untuk penduduk kota.

Pengembalian Asset.
Pemerintah akan melanjutkan pengembalian asset dari perusahaan yang bangkrut. Untuk meningkatkan kesehatan ekonomi jangka panjang, diperlukan tindakan yang lebih berani untuk mengembalikan dana yang diperoleh dari masyarakat dan asset dari perusahaan yang berhutang. Khususnya, pemerintah akan memperjelas mandat Perusahaan Rekonstruksi Asset, menggabungkan bank-bank kecil, memberikan perusahaan peran yang lebih aktif dalam merestrukturisasi dan melunasi hutang. Institusi asing akan pula diijinkan untuk berinvestasi dalam bisnis ini. Lebih dari itu, pemerintah akan mendorong penjualan pinjaman bermasalah dengan membiarkan bank asing untuk membelinya dan dengan membuat transaksi ini bebas membayar bea meterai.

Tindakan perlindungan hak milik intelektual/HAKI.
Sejak dekade lalu, evolusi sektor pengetahuan seperti farmasi, biotech, dan IT telah berkembang luar biasa. UU paten yang diundangkan belum lama ini akan meningkatkan pertumbuhan itu. Sekarang pemerintah akan melakukan tindakan perlindungan hak kekayaan intelektual secara efektif dan secara cepat; baru setelah itu India akan mempromosikan kreativitas dan inovasi dan mempertahankan kemajuan budaya, ilmiah, dan teknologinya. Untuk meningkatkan perlindungan HAKI, India akan menyelaraskan rejim hak patennya dengan standard global dalam rangka mencegah pembajakan HAKI dan untuk meningkatkan keseluruhan kapasitas dan mutu infrastruktur dan sumber daya di kantor pemberi hak paten.

Reformasi Tenaga kerja.
Untuk meningkatkan ekspor barang-barang pabrik dengan cepat, pemerintah mengijinkan penggunaan tenaga kerja kontrak untuk semua pekerjaan dan mencabut peraturan yang mewajibkan perusahaan dengan lebih dari 100 pekerja untuk memperoleh persetujuan pemda sebelum melakukan PHK. Bersamaan dengan itu, manfaat yang diperoleh tenaga kerja sektor formal akan diperluas untuk semua pekerja. Peraturan perburuhan juga akan meliputi penyediaan asuransi sosial dan pelatihan bagi pekerja. Menyederhanakan hukum perburuhan bisa melepaskan belenggu yang menahan investasi asing untuk masuk dan membantu pertumbuhan cepat dalam industri pengolahan ringan, seperti mainan, kulit, sepatu, tekstil, dan pakaian, di mana keunggulan biaya dan kekuatan pekerja trampil India dapat membuat India muncul dalam bisnis dunia.

Privatisasi.
Di India seperti di banyak negara lain, menjual asset negara adalah kontroversial, tetapi pemerintah India telah berhasil memprivatisasi BUMN yang bergerak dalam industri petrokimia, seng, aluminium, dan telekomunikasi internasional. Untuk mengendalikan oposisi politik, pemerintah mungkin membentuk lembaga pembiayaan atau perusahaan induk seperti Temasek di Singapura. Setelah asset ditransfer, perusahaan induk bisa dikuasai pemerintah, sehingga secara efektif mengurangi saham negara dalam perusahaan itu tanpa memprivatisasinya dan membuatnya lepas dari peraturan yang berlaku untuk BUMN. Jika perusahaan-perusahaan itu masih dikuasai pemerintah, seluruh potensinya sulit untuk dikembangkan. Keuntungan dari penjualan itu dapat juga digunakan untuk mengurangi defisit keuangan negara.

Setelah lebih dari empat dekade sebagai negera dengan ekonomi tertutup dan 14 tahun menjalani reformasi, maka saat ini India telah siap menjadi negara maju yang mempunyai landasan yang kokoh untuk pertumbuhan cepat. Tingkat bunga rendah juga merupakan kendaraan untuk mengangkat ekonomi India. Jika pembuat kebijakan meneruskan tahap reformasi ekonomi dengan berfokus pada meningkatkan permintaan dan kompetisi maka dapat dipastikan aliran investasi asing ke India akan meningkat, yang akan menampung potensi tenaga kerja usia muda dan pekerja terdidiknya. Landasan untuk tumbuh 10 persen per tahun telah ada, tetapi usaha lebih lanjut dan komitmen teguh diperlukan untuk muncul sebagai pemimpin ekonomi global.

No comments:

Post a Comment